User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

            Pada suatu hari, seorang shaleh keluar untuk berburu. Tiba-tiba ia bertemu seekor ular yang sedang ketakutan. Ular itu berteriak, “tolong selamatkan aku dari musuh yang mengejarku!”

            Orang shaleh pun bermaksud menutupi ular itu dengan kainnya, tetapi ular itu berkata, “orang yang mengejarku akan tetap mengetahuinya”.

            “Lalu apa yang harus aku lakukan?” tanya orang shaleh.

            Si ular berkata, “Jika memang kamu ingin berbuat baik, ingin menyelamatkanku, bukalah mulutmu agar aku bisa masuk kedalamnya!”

            “aku takut kepadamu” sahut orang shaleh. Lalu ular tersebut berjanji tidak akan menyakitkannya dan mengatakan bahwa ia adalah umat Muhammad SAW. Orang shaleh pun membuka mulutknya, lalu melompatlah ular tadi dan masuk kemulutnya. Tiba-tiba datanglah seseorang sambil membawa pedang dan menanyakan keberadaan ular tersebut. “Aku tidak melihatnya” jawab orang shaleh.

            Setelah itu, ia beristigfar seratus kali atas ucapannya. Setelah pemburu ular tadi berlalu, si ular menengok keluar untuk melihat si pemburunya. Orang shaleh mengatakan bahwa pemburunya sudah pergi, lalu menyuruh ular tadi agar keluar.

            Ular berkata, “Sekarang pilihlah bagimu salah satu kematianmu, aku gigit jantungmu atau aku lubangi hatimu?”

            Orang shaleh berkata “Maha suci Allah, mana janji yang engkau ucapkan?”

            Sang ular berkata, “Aku tidak pernah bertemu dengan orang yang lebih goblokdaripada kamu. Apakah kamu lupa perseteruanku dengan nenek moyangmu, sehingga ia dikeluarkan dari surga? Dan apa yang mendorongmu melakukan kebaikan kepada yang tidak semestinya mendapat kebaikan?”

            “kalau aku memang harus mati, berilah aku kesempatan sebentar untuk melakukan sesuatu di gunung ini!” pinta orang shaleh.

            “Terserah” Jawab ular. Lalu orang shaleh menegadah ke langit dan berdoa. “Wahai zat yang Maha Pengasih! Kasihanilah aku dengan kasih-Mu yang lembut, wahai zat yang Maha Pengasih lagi Maha Kuasa, aku mohon kepada-Mu, demi kekuasaan-Mu. Menegakan singgasana, sementara singgasana tersebut tidak tahu di mana Engkau menetap, wahai Zat yang Mahabijak, Zat yang Mahatahu, Mahatinggi, Mahahidup, Mahakuat. Ya Allah, tidak ada yang menyelamatkanku dari ular ini melainkan Engkau.”

            Lalu ia berjalan kearah puncak gunung, tiba-tiba muncullah seorang kakek tua yang wajahnya bersinar, harum, dan pakaian bersih. Ia memberikan dedaunan yang berwarna hijau, dan berkata, “Makanlah daun-daun ini!” lalu orag shaleh pun memakannya, dan tiba-tiba keluarlah ular dari perutnya dalam keadaan sudah terpotong-potong dan seketika hilanglah rasa sakitnya.

            Orang shaleh berkata pada kakek itu, “Siapakah engkau, wahai penyelamatku?”

            “Ketika kamu berdoa kepada Allah, maka para malaikat di langit menjadi ribut, lalu Allah berfirman, “Demi keagungan dan kemuliaan-Ku! Aku telah melihat apa yang dilakukan ular tersebut kepada hamba-Ku. Lalu Allah mengutusku pergi ke surga untuk mengambil daun Thuba agar diberikan padamu. Aku adalah malaikat yang bernama Ma’ruf (kebaikan), dan tempatku di langit. Teruslah berbuat baik, karena itu akan menjagamu. Walaupun disia-siakan oleh orang yang kita beri kebaikan, tetapi Allah tidak akan menyia-nyiakannya”

 

 

 

*Di Kutip dari buku: “Jangan bersedih! Inilah 195 cerita Hikmah Penyejuk hati” karya Mohammad A Syuropati.